Kajian Hadis membaca "Bismillah" sebelum Wudhu
DOWNLOAD:
الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
أما بعد
Kajian Hadis membaca "Bismillah"
sebelum Wudhu
Kajian Oleh:
Syaikh al-Muhaddith Dr. Mahir Yasin Fahl
Alih Bahasa Malaysia dgn Tambahan isi oleh:
Muhammad Fathi Ali (fathi_ali1427h@yahoo.com)
# HADIS 1 # [1]
Matan Hadis:
لا صلاة لمن لا وضوء له ولا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
Tiada solat kecuali dgn wudhu', dan tiada wudhu' bagi yang tidak disebutkan nama Allah padanya
Takhrij:
Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat
1- Said bin Zaid
Dikeluarkan oleh: Thayalisi (243), Ibn Abi Syaibah (15,28), Ahmad (70/4,381/5,382/6), Ibn Majah (398), Tirmizi dlm Sunan (25,26) dan Ilal Kabir (16), Thahawi dlm Syarah Ma'ani Athar (26/1), Aqili dlm Dhua'fa (177/1), Ibn Abi Hatim dlm al-Ilal (129), Daraquthni (73-72/1 dan 73), al-Hakim (60/4), Baihaqi (43/1), Ibn Jauzi dlm al-Ilal al-Mutanahiah (337-336/1) dan al-Mizzi dlm Tahzib al-Kamal (453/2) daripada jalan Abi Thafal al-Mari, daripada Rabah bin AbdulRahman ibn Abi Sufyan bin Khutaib, dan Neneknya dari Ayahnya Said bin Zaid secara Marfu'.
2- Abu Hurairah
Dikeluarkan oleh Ahmad (418/2), Abu Daud (101), Ibn Majah (399), Tirmizi dlm Ilal Kabir (17), Abu Ya'la (6409), Thahawi dlm Syarah Ma'ani (26 dan 17/1), Thabarani dlm al-Ausat (8076), Daraquthni (71 dan 79/1) al-Hakim (146/1), Baihaqi (45,44,43/1), Bughawi dlm Syarah Sunnah (209), daripada jalan Ya'kub bin Salamah, dari Ayahnya dari Abu Hurairah scr Marfu'
3- Abdullah bin Umar
Dikeluarkan Ibn Adiy dlm al-Kamal (354/7), Daraquthni (74/1), Baihaqi (44/1), dgn seumpamanya/sealirannya (بنحوه)
4- Abdullah ibn Mas'ud
Dikeluarkan Daraquthni (73/1), Baihaqi (44/1), dgn seumpamanya/sealirannya (بنحوه)
5- Sahl bin Saad al-Saii'di
Dikeluarkan Ibn Majah (400), al-Hakim (269/1)
(jalan Ibn Majah: menceritakan AbdulRahman bin Ibrahim, menceritakan Ibn Abi Fudik dari Abd al-Muhaimin bin Abbas bin Sahl al-Saii'di dari Ayahnya dari Datuknya -Sahl bin Saad al-Saii'di-)[2]
(jalan al-Hakim: …Abu Abdullah bin Muhammad bin Abdullah al-Ashbahani, menceritakan al-Hasan bin Ali bin Bahr bin al-Bari,menceritakan Ayahku: mendengarku dari Abd al-Muhaimin bin Abbas bin Sahl al-Saii'di mendengarku dari Ayahku dari Datukku -Sahl bin Saad al-Saii'di-)[3]
6- Abu Said al-Khudri
Dikeluarkan Ibn Abi Syaibah (14), Ahmad (41/3), Abdullah bin Hamid (910), Darimi (697), Ibn Majah (397), Tirmizi dlm Ilal Kabir (18), Abu Ya'la (1060), Ibn Sunni dlm Amal Yaum wa Lailah (26), Ibn Adiy dlm al-Kamal (110/4), Daraquthni (71/1), al-Hakim (147/1), Baihaqi (43/1) dari jalan-jalan daripadanya (… Katsir bin Zaid, dari Rabi' bin AbdulRahman bin Abi Said, dari Abi Said al-Khudri dari Datuknya)
7- Ali bin Abi Thalib
Dikeluarkan oleh Ibn Adiy dlm al-Kamal (424/6) dari jalan Muhammad bin Ali al-Athr, berkata: mendengar kami al-Hasan bin Muhammad, dari Ayahnya, dari Datuknya, dari Ali bin Abi Thalib
8- Aishah radiaAllah-hu a'nha
Dikeluarkan Ibn Abi Syaibah (16), Ishaq bin Rahuyah dlm Musnad (999), Daraquthni (72/1), Abu Ya'la sepertimana dlm Majma' Zawaid (220/1), Ibn Adiy dlm al-Kamal (471/2), al-Bazzar (261), daripada jalan Harithah bin Abi Rjal dari Samrh, dari Aishah, dgnnya
************** (no. 9 dibawah adalah tambahan penterjemah)
9- Amah bint Zaid bin Nafil (tak pasti beliau sahabiyt atau tidak)[4]
Dikeluarkan Ibn Abi Hatim dalam al-Ilal (2589), daripada jalan Asad bin Musa berkata: mendengar kami Said bin Salm dari Ishaq bin Hazm…berkata: mendengarku AbdulRahman bin Harmalah al-Aslami dari Thafal bin Abi Thafal dari Rabah bin AbdulRahman bin Syaiban dari Amh binti Zaid bin Nafil..
Komen sanad:
1- Said bin Zaid
daripada jalan Abi Thafal al-Mari, daripada Rabah bin AbdulRahman ibn Abi Sufyan bin Khutaib, dan Neneknya dari Ayahnya Said bin Zaid
# Hadis Dhaif: sesungguhnya Abu Thafal, berkata al-Bukhari tentangnya: "fi hi Nadzar"…
# Berkata Abu Hatim dan Abu Zur'ah: "Tiada dlm hal ini bagi kami yang sahih, dan Abu Thafal (dia) Majhul dan Rabah juga Majhul" (Ilal Ibn Abi Hatim, 42/1)[5]
# Berkata al-Bukhari tentang Abu Thafal al-Mari: "Tidak dikenali namanya"(Ilal Tirmizi Kabir 26/1)
# Berkata al-Bukhari: "Tiada suatu pun dalam bab ini hadis yg baik disisi aku…"(Ilal Tirmizi Kabir 26/1)
2- Abu Hurairah
daripada jalan Ya'kub bin Salamah, dari Ayahnya dari Abu Hurairah
# Berkata al-Bukhari: "tidak mendengarnya Salamah dari Abu Hurairah, dan juga tidak mengambilnya Ya'kub dari Ayahnya (Tarikh Kabir 76/4)
# Berkata al-Bukhari: "dan Ya'kub bin Salamah, tidak mendengarnya dari Ayahnya, dan tidak mendengar Ayahnya dari Abu Hurairah" (Ilal Tirmizi Kabir 27/1)[6]
# Berkata Ahmad bin Hanbal: "Tidak diketahui satu pun dalam bab ini hadis yg baik"(Ilal Tirmizi Kabir 27/1)[7]
3- Ali bin Abi Thalib
dari jalan Muhammad bin Ali al-Athr, berkata: mendengar kami al-Hasan bin Muhammad, dari Ayahnya, dari Datuknya, dari Ali bin Abi Thalib
# Berkata U'qbah: dan dgn sanad-sanad hadis ini, menceritakan Ibn Mahdi kpd kami, ia tidaklah benar (al-Kamil fi Dhua'fa 243/5)
4- Aishah radiaAllah-hu a'nha
daripada jalan Harithah bin Abi Rjal dari Samrh, dari Aishah
# Hadis Dhaif: kerana Dhaifnya Harithah bin Abi Rjal, berkata Imam Ahmad: "tiada suatupun dlm ini yg tsabit" (Masail Abi Daud: 6, Masail Ishaq: 3/1)
5- Abu Said al-Khudri
Katsir bin Zaid, dari Rabi' bin AbdulRahman bin Abi Said, dari Abi Said al-Khudri dari Datuknya
# Berkata al-Bukhari: Rabi' bin AbdulRahman bin Abi Said: (dia) Munkarul Hadis (Ilal Tirmizi Kabir 27/1)
# al-Aranaouth dan Dr. Basyar menilai Rabi' bin AbdulRahman bin Abi Said :Dhaif (Tahrir Taqrib al-Tahzib)[8]
6- Sahl bin Saad al-Saii'di
…menceritakan AbdulRahman bin Ibrahim, menceritakan Ibn Abi Fudik dari Abd al-Muhaimin bin Abbas bin Sahl al-Saii'di dari Ayahnya dari Datuknya -Sahl bin Saad al-Saii'di- (sanad Ibn Majah)
********************************************************
…Abu Abdullah bin Muhammad bin Abdullah al-Ashbahani, menceritakan al-Hasan bin Ali bin Bahr bin al-Bari,menceritakan Ayahku: mendengarku dari Abd al-Muhaimin bin Abbas bin Sahl al-Saii'di mendengarku dari Ayahku dari Datukku -Sahl bin Saad al-Saii'di- (sanad al-Hakim)
# Hadis Dhaif: kerana Dhaifnya Abd al-Muhaimin. Berkata al-Bukhari tentang Abd al-Muhaimin: (dia) Munkarul Hadis,
# Berkata Nasaie tentangnya: Laisa bi Tsiqah (Tidak Tsiqah),
# Berkata Abu Hatim tentangnya: Munkarul Hadis,
# Berkata Daraquthni tentangnya: Laisa bi Qawi ( Tak Kuat),
7- Amah bint Zaid bin Nafil
daripada jalan Asad bin Musa berkata: mendengar kami Said bin Salm dari Ishaq bin Hazm…berkata: mendengarku AbdulRahman bin Harmalah al-Aslami dari Thafal bin Abi Thafal dari Rabah bin AbdulRahman bin Syaiban dari Amh binti Zaid bin Nafil..
# Berkata Abu Hatim: "(sanad ini adalah tak wujud dan) silap, (sanad sebenarnya) ialah: AbdulRahman bin Harmalah dari Abi Thafal al-Mari dari Rabah bin AbdulRahman bin Khutaib dari Neneknya dari Ayahnya Said bin Zaid dari Nabi (komen sanad ini sila rujuk no. 1,sanad jalan Said bin Zaid diatas)
KESIMPULAN HADIS 1:
لا صلاة لمن لا وضوء له ولا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
Tiada solat kecuali dgn wudhu', dan tiada wudhu' bagi yang tidak disebutkan nama Allah padanya
Darjat Hadis: DHAIF (TAK SAHIH)
*************************************************
# HADIS 2 # [12]
Matan Hadis:
(( نظر بَعْض أصحاب النَّبيّ وضوءاً فلم يجده ، فَقَالَ النَّبيّ: ها هنا ماءٌ فرأَيت النَّبيّ وضع يده في الإناء الَّذِي فِيهِ الماءُ ، ثُمَّ قَالَ: توضئو[13] بسم الله ، فرأيت الماءَ يفور من بَيْنَ أصابعه ، والقوم يتوضئون ، حَتَّى توضئوا من عِنْدَ آخرهم))
Maksud:
….melihat akan sahabat Nabi SAW hendak berwudhu, tetapi ketiadaan air, kemudian berkata Nabi SAW: disana ada air, aku melihat Nabi SAW menadah tangan pada satu bekas yang didalamnya ada air, kemudian berkata: berwudhu'lah dengan "bismillah", kemudian aku melihat air mengalir memancut/meruah antara jari-jari Baginda, dan mereka semua berwudhu, sehingga yang terakhir dari mereka berwudhu'….
Takhrij:
Hadis dengan matan seperti di atas dikeluarkan:
1- Abd Razaq dalam Musannaf (20535)
2- Ahmad (165/3)
3- Nasaie (61/1)
4- Abu Ya'la (3036)
5- Ibn Khuzaimah (144)
6- Ibn Hibban (6553)
7- Daraquthni (71/1)
Sanad (yang membawa matan seperti diatas):
Menceritakan Abd Razaq, berkata: mengkhabarkan kami Ma'mar, dari Tsabit dan Qatadah, dari Anas:….
Jarh wa Ta'dil:
1- Ma'mar bin Rasyad al-Azdi: Tsiqah Tsabt Fadl (Taqrib,6809)
2- Tsabit bin Aslam al-Banani: Tsiqah A'bid (Taqrib,810)
3- Qatadah al-Sadusi: Tsiqah Tsabt (Taqrib,5518)
Komentar:
Jika dilihat dari segi Jarh wa Ta'dil, sanad hadis ini tiada masalah dan semua perawinya Tsiqah (tepercaya), kecuali sesungguhnya Ma'mar bin Rasyad telah melakukan KESILAPAN dalam menyebutkan tambahan lafaz: "bismillah"
((بسم الله)) dalam hadis ini. Sesungguhnya kesemua riwayat-riwayat hadis ini dari jalan yang lain, yang juga dari Tsabit dan Qatadah, tiada satu pun dari mereka yang menyebutkan lafaz tambahan ini (ziadah), dan sesungguhnya Ma'mar telah menyendiri (Tafarrud) dalam membawa tambahan ini. Dan sesungguhnya ini menunjukkan KESILAPANnya dan KELALAIANnya dalam meriwayatkan hadis ini. Kita akan membincangkannya dibawah:
Hadis yang sama juga diriwayatkan dari:
1- jalan Sulaiman bin al-Mughirah (Tsiqah,rujuk Taqrib:2612)
Dikeluarkan oleh:
1- Ibn Sa'd (kitab Waqidi, Musannaf 'Tabaqat Kubra')
2- Ahmad (Musnad, 169 dan 139/3)
3- Abd bin Hamid (al-Muntakhab min Musnad, 1284)
4- al-Faryabi (Dlail Nubuwwah, 23)
5- Abu Ya'la (Musnad, 3327)
6- dan Ibn Hibban (Sahih Ibn Hibban,6552)
# tanpa "tasmiyyah"
2- jalan Hammad bin Zaid (Tsiqah Tsabt,Faqih, rujuk Taqrib, Maktabah Syamila ver. 2)[14]
Dikeluarkan oleh:
1- Ibn Sa'd (Tabaqat,178/1)
2- Ahmad (Musnad,147/3)
3- Abd bin Hamid (al-Muntakhab min Musnad, 1365)
4- al-Bukhari (Sahih Bukhari, 61/1 (200))
5- Muslim (Sahih Muslim, 59/7 (2279)(4))
6- Faryabi (Dlail Nubuwwah, 22)
7- Abu Ya'la (Musnad,3329)
8- Ibn Khuzaimah (Sahih Ibn Khuzaimah,124)
9- Ibn Hibban (Sahih Ibn Hibban,6555)
10- al-Baihaqi (Dlail Nubuwwah 122/4 dan al-I'tiqad 273-274)
# tanpa "tasmiyyah"
3- jalan Hammad bin Salamah (Tsiqah A'bid Asbt al-Naas Tsaabt
- ثقة عابد أثبت الناس فى ثابت-,rujuk Tahzib al-Tahzib 12/3, Tahrir Taqrib al-Tahzib 1499)[15] Dikeluarkan oleh:
1- Ibn Sa'd (Tabaqat, 178/1)
2- Ahmad (Musnad,175 dan 248/3)
# tanpa "tasmiyyah"
Dan ketiga-tiga mereka (Sulaiman bin al-Mughirah, Hammad bin Zaid dan
Hammad bin Salamah) juga meriwayatkan dari Tsabit dari Anas, kesemuanya
tanpa tambahan tasmiyyah (bismillah).
Begitu juga hadis yang sama juga diriwayatkan dari Qatadah dari Anas kesemuanya tidak menyebut tambahan tasmiyyah (bismillah), ia diriwayatkan dari:
1- jalan Said bin Abi U'rubah (Tsiqah,Hafizd, Asbt al-Naas fi Qatadah
- ثقة حافظ, و كان من أثبت الناس فى قتادة- rujuk Tahzib al-Tahzib 93/4, Tahrir Taqrib al-Tahzib 2365)[16]
Dikeluarkan oleh:
1- Ahmad (Musnad, 710 dan 215/3)
2- al-Bukhari (Sahih Bukhari, 233/4(3572))
3- Muslim (Sahih Muslim,59/7(2279)(7))
4- Abu Ya'la (Musnad,3139)
5- al-Lalaka'i (Usul Iq'tiqad Ahl al-Sunnah,1480)
6- al-Baghawi (Syarah al-Sunnah,3714)
# tanpa "tasmiyyah"
2- jalan Hammam bin Yahya (Tsiqah,rujuk Tahrir Taqrib al-Tahzib 7319)[17]
Dikeluarkan oleh:
1-Ahmad (Musnad,289/3)
2-al-Faryabi (Dlail Nubuwwah,21)
3-Abu Ya'la (Musnad,2895)
4-Abu Awanah (atHaf al-Mhrt,234/2(1614))
5-Ibn Hibban (Sahih Ibn Hibban,6556)
6-Abu Nuaim (Dlail Nubuwwah,317)
# tanpa "tasmiyyah"
3- jalan Hisyam bin al-Dastuwaii (Tsiqah Tsabt, rujuk Tahrir Taqrib al-Tahzib,7299)[18] Dikeluarkan Muslim (Sahih Muslim,59/7(2279)(6))
# tanpa "tasmiyyah"
4- jalan Syu'bah bin al-Hajjaj (Tsiqah Hafidz Mutqin,berkata al-Thauri "amir mukminin fil hadis",rujuk Tahrir Taqrib al-Tahzib 2790)[19]
dikeluarkan Abu Ya'la (Musnad,3172) # tanpa tasmiyyah
Dan keempat-empat mereka (Said bin Abi U'rubah, Hammam bin Yahya, Hisyam bin al-Dastuwaii, Syu'bah bin al-Hajjaj) juga meriwayatkan dari Qatadah dari Anas, kesemuanya tanpa tambahan tasmiyyah (bismillah).
Dengan ini dapat kita lihat, bahawa adalah mustahil terlupanya periwayat-periwayat lain (yang majority) daripada ashab Thabit dan Qatadah, sehingga hilang dari hafazan mereka tambahan "tamiyyah" ini, kemudian dihafalnya Ma'mar bin Rasyad (akan tambahan tasmiyyah). Melainkan ini menunjukkan kecuaian dan kesilapan Ma'mar dalam hafazannya.
Bahkan, sesungguhnya riwayat daripada Thabit dan Qatadah ini mempunyai mutaba'ah-mutaba'ah lain daripada Ishaq bin Abdullah (Tsiqah Hujjah,rujuk Taqrib 367), Hamid al-Thawil (Tsiqah,Taqrib 367) dan Hasan al-Basri (Musnad Ahmad (106/3), Sahih Bukhari (233/4(3574)), Abu Ya'la (2759)), dan kesemua mutaba'ah-mutaba'ah ini turut tidak mengandungi tambahan "tasmiyyah". Sesungguhnya riwayat yang banyak tanpa tasmiyyah (termasuk riwayat yang diambil al-Bukhari dan Muslim dalam Sahih mereka tiada tambahan "tasmiyyah") ini menguasai dan memberi kekuatan bahawa sesungguhnya Ma'mar telah berlaku cuai dan tersilap dalam menyebutkan tambahan "tasmiyyah" yang sebenarnya tidak wujud.
KESIMPULAN HADIS 2:
(( نظر بَعْض أصحاب النَّبيّ وضوءاً فلم يجده ، فَقَالَ النَّبيّ: ها هنا ماءٌ فرأَيت النَّبيّ وضع يده في الإناء الَّذِي فِيهِ الماءُ ، ثُمَّ قَالَ: توضئو[20] بسم الله ، فرأيت الماءَ يفور من بَيْنَ أصابعه ، والقوم يتوضئون ، حَتَّى توضئوا من عِنْدَ آخرهم))
….melihat akan sahabat Nabi SAW hendak berwudhu, tetapi ketiadaan air, kemudian berkata Nabi SAW: disana ada air, aku melihat Nabi SAW menadah tangan pada satu bekas yang didalamnya ada air, kemudian berkata: berwudhu'lah dengan "bismillah", kemudian aku melihat air mengalir memancut/meruah antara jari-jari Baginda, dan mereka semua berwudhu, sehingga yang terakhir dari mereka berwudhu'….
Darjat Hadis: DHAIF (TAK SAHIH)
Wallah-hu-a'lam
*************************************************
# FIQH AL-HADIS#[21]
Telah menjadi perbincangan dikalangan fuqaha' berkenaan hukum Tasmiyyah (membaca bismillah) sebelum memulakan wudhu'. Dan ia terbahagi kepada dua pendapat:
Pendapat Pertama: Wajib
Mereka yg berpegang kepada pendapat ini ialah al-Hasan (al-Mughni,84/1), Imam Ahmad dlm salah satu pendapatnya (al-Riwayatain wal Wajhain (5/أ),Mughni (84/1),Syarah al-Zarkashi (68-69/1),al-Insaf (128-129/1), Ishaq bin Rahuyah (al-Mughni (84/1),al-Majmu' (364/1)), dan al-Zaidiyyah (al-Sil al-Jrar 76/1). Pendapat pertama ini,mereka berdalilkan dua hadis yang telah kita bincangkan di atas.
Dan dalam masalah terlupanya menyebutkan tasmiyyah sebelum memulakan wudhu' ini,mereka terbahagi kepada dua pandangan:
1- Gugur wudhu': dan ini adalah salah satu dari dua pendapat Imam Ahmad
(al-Mughni (84/1),Syarah al-Zarkashi (68-69/1),al-Insaf (128-129/1)
2- Tidak gugur wudhu': dan ini adalah salah satu dari dua pendapat Imam Ahmad
(al-Mughni (84/1),Syarah al-Zarkashi (68-69/1)), Ishaq bin Rahuyah
(al-Mughni,85/1). Tetapi jika sekiranya sengaja tidak menyebutkan tasmiyyah (bismillah) sebelum wudhu', wudhu'nya batal dan thaharahnya batal, dan ini adalah salah satu dari pendapat Imam Ahmad (al-Mughni.84/1)
Pendapat Kedua: Sunat
Mereka yang berpegang kepada pendapat ini ialah Mazhab Abu Hanifah (al-Hidayah(12/1),Syarah Fathul Qadir(13-14/1),al-Ikhtiar(8/1),Tubayin al-Haqaiq
(3-4/1)), Malik (Qawanin al-Fiqhiyyah(30)), al-Syafie (al-Umm(31/1),al-Hawi(116/1),al-Majmu'(345/1),Raudhatul Tholibin(3-4/1), Kifayatul al-Akhyar(46-47/1)), salah satu dari dua pendapat Imam Ahmad (al-Riwayatain wal Wajhain (5/أ),Mughni (84/1),Syarah al-Zarkashi (68-69/1),al-Insaf (128-129/1)), Zahiriyyah (al-Muhalla',49/2), al-Hasan (Musannaf Ibn Abi Syaibah,18), al-Thauri (al-Mughni,84/1), dan Abu A'bid (al-Umm,31/1).
Dan disebutkan dalam kitabnya al-Umm Imam Syafie, sesungguhnya apabila seseorang itu terlupa menyebutkan tasmiyyah (bismillah) sebelum wudhu', boleh dilakukan apabila ingat samada ketika sedang (pertengahan) wudhu' atau selepas selesai wudhu'. Dan sesungguhnya perbuatan meninggalkan tasmiyyah samada kerana lupa atau sengaja meninggalkannya, kedua-duanya tidak merosakkan dan tidak membatalkan wudhu' (al-Umm,31/1)
#KESIMPULAN#
Berdasarkan perbincangan hadis-hadis berkenaan hal ini, didapati dalil yang digunakan pendapat pertama adalah lemah dan tidak sahih. Oleh itu, pendapat kedua adalah lebih terpilih, iaitu tasmiyyah sebelum wudhu' bukanlah wajib dan meninggalkannya tidak merosakkan wudhu'. Wallah-hu-a'lam
*************************************************
================== Nota Kaki:
[1] Semua perbincangan adalah dari kitab karangan Dr. Mahir Yasin Fahl, Athar Ikhtilaf Mutn wal Asanid fi Ikhtilaf Fuqaha' & Tasiq Fawaid Nafisah fi Ziadah Tsiqah
[2] Tambahan penterjemah, sanad dari sunan Ibn Majah (hadis no.400)
[3] Tambahan penterjemah, sanad dari Mustadrak al-Hakim (hadis no.992)
[4] Tambahan riwayat ini oleh penterjemah, dari al-Ilal Ibn Abi Hatim, penterjemah tidak pasti kedudukan Amh samada beliau sahabiyyat atau tidak
[5] Tambahan penterjemah, dari al-Ilal Ibn Abi Hatim
[6] Tambahan penterjemah, dari Ilal Tirmizi Kabir
[7] Tambahan penterjemah, dari Ilal Tirmizi Kabir
[8] Tambahan penterjemah, dari Tahrir Taqrib al-Tahzib
[9] Tambahan penterjemah, Jarh wa Ta'dil al-Bukhari,Nasaie,Daraquthni,Abu Hatim dan Ali bin Jand terhadap Abd al-Muhaimin, dari Tahzib al-Kamal
[10] Tambahan penterjemah, dari Taqrib al-Tahzib
[11] Tambahan penterjemah, dari Tahrir Taqrib al-Tahzib
[12] Semua perbincangan adalah dari kitab karangan Dr. Mahir Yasin Fahl,Athar Ilal Hadis fi Ikhtilaf Fuqaha',Muhadharat fi Ulum al-Hadis, Athar Ikhtilaf Mutn wal Asanid fi Ikhtilaf Fuqaha' & Tasiq Fawaid Nafisah fi Ziadah Tsiqah
[13] Lafaz ini adalah yg didapati dalam banyak kitab-kitab hadis yang mengeluarkannya, hanya dalam
Musannaf Abd Razaq lafaznya ialah: توضأ
[14] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Hammad bin zaid dari Taqrib al-Tahzib (software maktabah syamila ver. 2)
[15] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Hammad bin salamah dari Tahrir Taqrib al-Tahzib, Muassasah al-Risalah,Beirut
[16] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Said bin Abi U'rubah dari Tahrir Taqrib al-Tahzib, Muassasah al-Risalah,Beirut
[17] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Hammam bin Yahya dari Tahrir Taqrib al-Tahzib, Muassasah al-Risalah,Beirut
[18] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Hisyam bin al-Dastuwaii dari Tahrir Taqrib al-Tahzib, Muassasah al-Risalah,Beirut
[19] Tambahan penterjemah, jarh wa ta'dil kepada Syu'bah bin al-Hajjaj dari Tahrir Taqrib al-Tahzib, Muassasah al-Risalah,Beirut
[20] Lafaz ini adalah yg didapati dalam banyak kitab-kitab hadis yang mengeluarkannya, hanya dalam
Musannaf Abd Razaq lafaznya ialah: توضأ
[21] Semua perbincangan adalah dari kitab karangan Dr. Mahir Yasin Fahl, Athar Ikhtilaf Mutn wal Asanid fi Ikhtilaf Fuqaha'
=================
=================
Rujukan Penterjemah:
1- Tirmizi, Ilal Tirmizi Kabir (www.shamela.ws)
2- Mausuah Aqwal al-Imam Ahmad (www.shamela.ws)
3- Ibn al-Imam Abi Hatim, Ilal al-Hadis (www.shamela.ws)
4- al-Mizzi, Tahzib al-Kamal (software Maktabah Syamila ver. 2)
5- Ibn Hajar al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib (software Maktabah Syamila ver. 2)
6- Ibn Hajar al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib (software Maktabah Syamila ver.2)
7- Syuaib al-Arnaouth, Dr. Basyar Awwad Ma'ruf, Tahrir Taqrib al-Tahzib,Muassasah al-Risalah,Beirut 1998M/1417H
8- Sunan Ibn Majah (software Maktabah Syamila ver. 1)
9- Mustadrak al-Hakim (software Maktabah Syamila ver. 1)
10- Mahir Yasin Fahl, Athar Ilal Hadis fi Ikhtilaf Fuqaha' (www.saaid.net)
11- Mahir Yasin Fahl, Muhadharat fi Ulum al-Hadis (www.saaid.net)
12- Mahir Yasin Fahl, Athar Ikhtilaf Mutn wal Asanid fi Ikhtilaf Fuqaha'(www.saaid.net)
13- Mahir Yasin Fahl, Tasiq Fawaid Nafisah fi Ziadah Tsiqah(www.saaid.net)
Selesai Terjemah pada: 5 Mei 2007, 20:55 p.m
Posted by Abu Ismaaeel Fathi
on 11:54 AM. Filed under
Takhrij
.